Sabtu, 11 Desember 2010

STORY

SESUNGGUHNYA APA YANG TELAH KITA DAPAT, TIDAK SENYATA YANG KITA LIHAT
KEBERHASILAN ITU BISA DATANG DAN PERGI KAPANPUN KARAENA MEMPERTAHANKAN SUATU KESUKSESAN TIDAKLAH SEMUDAH KITA MERAIHNYA
UNTUK SUKSES BUTUH PERJUANGAN SETIAP LANGKAH, DEMI LANGKAH, DARI LANGKAH KE LANGKAH PASTI BANYAK UJIAN, COBAAN, GUNJINGAN UNTUK MENGHAMBAT KESUKSESAN ITU DATANG KEPADA KITA
BEGITUPUN SAAT KITA SUDAH MERAIH SUKSES PASTI AKAN BANYAK UJIAN, COBAAN, GUNJINGAN UNTUK MENJATUHKAN KITA AGAR KEMBALI LI KE RODA BAWAH
SEMUA ITU AKAN TETAP BAIK - BAIK SAJA 
SEJAUH MANA KITA BISA TETAP BERUSAHA DAN OPTIMIS  BAHWA SEMUA HAL YANG TELAH KITA RAIH MELALUI BERBAGAI PERJUANGAN AKAN TETAP ADA DALAM GENGGAMAN KITA
 

PANTUN

Yuminten
Ngemut Sepur
Cekap Semanten
Anggen kulo matur
Mlaku-mlaku ning MalioboroMenawi sayah numpak becak luwih sekecaSugeng riyadi kagem panjenengan sedayaSagung kalepatan nyuwun diparingi pangapura Gunung Merapi rupane birudicedaki dadi ijo wit-witan cemaraMenawi kula gadhah kelirunyuwun agenging samudra pangapura Numpak andhong ning Kotagedhe,tuku ali-ali kagem eyang putri.Bilih aku nduwe luput gedhe,nyuwun kawelasan sampean ampuni. Gunung Merapi, Gunung Merbabu,tansah jejer kaya sedulur kembarAku

POETRY

Entering the Ouse

Paula Bohince
First the bad boots
give up their strength, then the toes lift
their anchors. The ankle
bones are broken,
and so on, until the bladder lets go, without
shame, and the genital
organ washes away, the ovum
and her fertile signals. A proxy pain
stands in for the larger
intangible.

Has nothing to do
with tufts of snow blown upon
the unforgiving surface,
but how I mistook the beauty of those particle
deaths, their of-the-world
stardom, as a kind of metaphysical river,
that if I looked long enough,
with enough reverence...

Let my waist, bled numb, stand in
for that miscalculation. And the severed
friendships in the current’s wake, the bloom
blown off the stricken
self. I saw formal water,
knowing my body wanted to go there.
My only child. How
I’ve betrayed you.